Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Pages

TANAH

ANALISIS PERMASALAHAN PADA LANDSKAP

   Erosi
Erosi tanah (soil erosion) adalah proses penghanyutan tanah dan merupakan gejala alam yang wajar dan terus berlangsung selama ada aliran permukaan. Dari gambar yang dianalisa didapatkan kurangnya vegetasi sehingga saat hujan turun tanah tidak dapat menahan air hujan, selain itu proses dari
e
rosi semakin besar seperti penghancuran tanah akibat percikan air hujan semakin banyak pula. Selain itu kelerengan juga salah satu factor penyebab erosi. Kekuatan perusak air yang mengalir di atas permukaan tanah akan semakin besar dengan semakin panjangnya lereng permukaan tanah.  Erosi tersebut dapat disebut sebagai erosi percikan karena adanya penghancuran tanah oleh air. Menurut Darmawidjaja (1981), benturan tetesan air hujan dengan permukaan tanah akan menghancurkan ikatan struktur tanah dan terlepas menjadi partikelpartikel tanah yang kemudian memercik bersama dengan percikan air hujan. Peristiwa ini menyebabkan tanah akan terkikis dan proses ini dikenal dengan erosi percikan air hujan atau Rain Splash Erotion, serta merupakan tahap terpenting dari proses erosi, karena merupakan awal terjadinya erosi.
Menurut Morgan, 1980 adapun factor yang mempengaruhi erosi Faktor-faktor yang mempengaruhi erosi antara lain :
·         Iklim
Faktor iklim yang penting dalam proses erosi curah hujan dan suhu. Karena curah hujan dan suhu tidak banyak berbeda di tempattempat yang berdekatan, maka pengaruh iklim terhadap sifat-sifat tanah baru dapat terlihat jelas bila dibandingkan daerah-daerah yang berjauhan dan mempunyai iklim yang berbeda nyata.
·         Topografi
Wani Hadi Utomo (1994) menegaskan bahwa kemiringan lereng dan panjang lereng adalah dua unsur topografi yang paling berpengaruh terhadap aliran permukaan dan erosi. Kemiringan lereng dinyatakan dalam derajat atau persen. Curamnya lereng akan memperbesar energi angkut air. Selain itu dengan makin miringnya lereng, maka jumlah butir-butir tanah yang dipercik ke bawah oleh tumbukan air semakin banyak.
·         Tanaman / Vegetasi
Pengaruh vegetasi pentup terhadap erosi adalah: 1). Melalui fungsi melindungi. 2). Menurunkan kecepatan air larian. 3). Menahan partikel-partikel tanah pada tempatnya, dan 4). Mempertahankan kemantapan kapasitas tanah dalam menyerap air.
(Chay Asdak, 1995: IX-452).
·         Tanah
Tipe tanah mempunyai kepekaan terhadap erosi yang berbeda-beda. Kepekaan erosi tanah adalah mudah tidaknya tanah tererosi. Sifat-sifat tanah yang mempengaruhi kepekaan tanah adalah (1) sifat tanah yang mempengaruhi laju infiltrasi, permeabilitas dan kapasitas air, (2) sifat tanah yang mempengaruhi ketahanan struktur tanah terhadap dispersi dan pengikisan oleh butir-butir hujan yang jatuh dan aliran permukaan.”  (Arsyad, 1989:96)

2.     Degradasi Lahan
Degradasi lahan merupakan suatu proses penurunan kapasitas dan kualitas tanah yang dapat disebabkan oleh alam ataupun oleh manusia. Dari analisis yang dilakukan dengan adanya erosi dapat mengakibatkan degradasi lahan. Faktor terjadinya degradasi lahan adalah tingkat perluasan lahan untuk pertanian baru yang rendah, banyak lahan pertanian yang dialihkan untuk keperluan selain pertanian yang sulit dikendalikan dan terjadinya degradasi SD air dan irigasi dan penyebab lainnya adalah menurunnya tingkat kesuburan fisik dan kimia pada lahan pertanian. Erosi merupakan salah satu penyebab terjadinya degradasi lahan. Erosi merupakan proses dari hilangnya lapisan permukaan tanah karena pergerakan air maupun angin.

3.      Alih guna lahan
konversi lahan adalah  perubahan fungsi sebagian atau seluruh kawasan lahan dari fungsinya semula (seperti yang direncanakan) menjadi fungsi lain yang membawa dampak negatif terhadap lingkungan dan potensi lahan itu sendiri. Alih fungsi lahan juga dapat diartikan sebagai perubahan untuk penggunaan lain disebabkan oleh faktor-faktor yang secara garis besar meliputi keperluan untuk memenuhi kebutuhan penduduk yang makin bertambah jumlahnya dan meningkatnya tuntutan akan mutu kehidupan yang lebih baik. Alih fungsi lahan biasanya terkait dengan proses perkembangan wilayah, bahkan dapat dikatakan bahwa alih fungsi lahan merupakan konsekuensi dari perkembangan wilayah. pertumbuhan penduduk yang begitu cepat, serta intensitas pembangunan yang berkembang dalam berbagai bidang tentu saja akan menyebabkan ikut meningkatnya permintaan akan lahan. Dimana lahan pertanian produktif akan dimanfaatkan untuk pembangunan perumahan, fasilitas penunjang pariwisata seperti hotel, villa, home stay, dll. Hal inilah yang kemudian mendorong terjadinya alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian atau industri. Bila kondisi ini terus dibiarkan tanpa adanya upaya penyelamatan dan perlindungan terhadap lahan pertanian produktif maka lahan-lahan pertanian produktif akan terus dialih fungsikan dan semakin berkurang. Pertanian bagi Bali tidak hanya sebagai sumber pangan dan penyerap tenaga kerja, tetapi juga sumber budaya




DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, sitanala. 1989. Erosi dan Konservasi tanah. Bogor: IPB.
Chay Asdak. (1995). Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Darmawijaya, I. 1981. Klasifikasi Tanah, Dasar Teori Bagi Peneliti Tanah Dan Pelaksana Pertanian Di Indonesia. Yokyakarta: Gajah Mada University Press.
Morgan, R.P.C. 1980. Soil Erosion and Conservation, Longman Sei, and Tech. Essex. England
Utomo, Wani Hadi. 1994. Erosi dan konservasi tanah. Malang: IKIP Malang.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar